Remember
.
Cast : Yesung, Kyuhyun, Siwon, Jongjin, Leeteuk, Jaejong, Yunho
.
Happy Reading
.
Seorang
namja manis dengan kulit sehalus
porselen dan rambut serta mata sehitam malam sedang duduk di bangku stasiun.
Mata obsidiannya menatap sebuah cincin yang terpasang manis di jari mungilnya,
senyum ambigu menghiasi wajah manisnya tatkala mengingat janji yang diucapkan
orang yang memberikannya cincin itu. dilemparkan pandangan menuju sel yang ada
di depannya “_” pikirannya menerawang entah kemana.
"Kereta
jurusan Seoul 5 menit lagi akan datang" terdengar suara operator,membuat namja manis itu terbangun dari
lamunannya dan dia langsung berdiri dari duduknya, dilangkahkan kakinya menuju
kereta, angin dari kereta yang melaju membuat rambutnya berantakan, disisirnya
rambut itu dengan dengan jari mungilnya berharap dengan ini rambutnya terlihat
rapi kembali, ia tidak ingin kalau orang yang dicintainya melihatnya dalam
keadaan berantakan.
Ting
terdengar suara pintu kereta terbuka, mata sabitnya menatap satu persatu orang
yang turun dari kereta, berharap seseorang yang berharga di hidupnya turun dan
memeluknya.
Nihil, tak terlihat sosok yang sangat
dirindukannya, pintu kereta tertutup meninggalkan sejuta kepedihan dihati namja manis itu.
"Sudah
3 tahun kepergianmu dan sudah 365 hari aku selalu menunggumu disini tapi kau
tak pernah datang" gumam namja
manis itu, terlihat dia menundukkan kepalanya, semburat kekecewaan terlukis di
wajah manisnya, didongakkan kepalanya keatas berharap cairan yang menggenang di
kedua pelupuk matanya tidak keluar. Gagal, cairan bening yang sejak tadi
ditahannya kini sukses mengalir membasahi pipi chubbinya
‘Kau pasti datang menemuiku, kau masih hidup,
berita tentang kematianmu semuanya bohong, mereka bahkan belum menemukan
jasadmu tapi mereka sudah berani mengatakan kau telah meninggal, mereka
pembohong besar’ katanya dalam hati
diusapnya tetesan air matanya dengan tangan
mungilnya.
"Jongwoon semangat, dia pasti
kembali" Teriak namja manis
itu-Jongwoon-tak dihiraukannya tatapan aneh dari orang-orang disekililingnya,
yang ia inginkan sekarang hanyalah menenangkan hatinya. Jongwoon terlalu
terlarut dalam pikirannya hingga ia tak menyadari seorang namja tampan memerhatikannya dari tadi.
"Jongwoon namanya, tak kusangka namamu
semanis wajahmu" gumam namja
tampan itu, ditariknya kedua ujung bibirnya membentuk senyuman, sepasang lesung
pipit menghiasi senyumannya
.
.
Jongwoon
berjalan gontai menuju rumahnya, pandangannya kosong, tak terlihat raut bahagia
di wajah manisnya, dibiarkannya tetesan-tetesan salju itu membasahi rambut dan
bajunya, dinginnya tetesan salju itu tak sedingin hatinya yang membeku karena
selalu menanti hal yang tidak pasti. Pikirannya yang kacau membuatnya tak
menyadari bahwa namja yang
memperhatikannya sejak tadi di stasiun kini tengah mengikutinya.
"Oemma,
Appa aku pulang" teriak Jongwoon
yang tengah berdiri di depan pintu, dilangkahkan kaki panjangnya menuju ruang
tamu. Sepasang iris caramel yang teduh tengah menatapnya dengan tatapan yang
sulit diartikan
"Bagaimana chagi, apa kau sudah bertemu
dengannya" Tanya Leeteuk-Oemma
Jongwoon
"Belum Oemma, mungkin tugasnya belum selesai" jawab Jongwoon lirih,
tersirat kekecewaan di wajah manisnya
"Iya kau benar" jawab Leeteuk seraya
menepuk pundak Jongwoon berharap bisa sedikit memberikan semangat pada pemilik
pundak itu-Jongwoon-padahal hatinya sendiri terasa hancur.
"Oemma
bolehkah besok aku mengunjungi Oemma,
Appa, dan Jongjin aku merindukan
mereka"
"Boleh,
mereka memang keluargamu, Oemma malah
merasa bersalah menyuruhmu tinggal disini"
"Oemma tidak boleh berkata seperti itu,
aku masih menantu Oemma" jawab
Jongwoon meyakinkan, mata sipitnya menatap lembut manic mata coklat caramel di
depannya seakan memberi kesungguhan akan ucapannya
“Kalau
begitu persiapkan barangmu, dan cepat ganti bajumu yang basah itu, oemma tidak mau kamu sakit, kalau kamu
sakit besok kau tidak bisa mengunjungi orang tuamu, mengerti”
“Ne oemma”
jongwoon merasa beruntung mempunyai oemma
sebaik dia, sifatnya yang lembut membuat Jongwoon bisa melewati rasa sedihnya
ketika menanti suaminya.
Jongwoon memeluk Leeteuk singkat lalu menuju ke
kamar untuk mempersiapkan barang yang akan dia bawa besok saat pulang ke rumah
orang tua kandungnya.
.
Satu
persatu Jongwoon memindahkan pakaiannya dari lemari ke koper, aktivitasnya
terhenti tatkala mata obsidiannya melihat sepasang tuxedo putih yang tergantung
di lemarinya, tuxedo putih pernikahannya
“Apa kau Cho
Kyuhun bersedia menerima Kim Jong Woon dalam suka maupun duka”
“Ne aku
bersedia” suara bass itu terdengar meyakinkan
“Apa kau Kim
Jong Woon bersedia menerima Cho Kyuhyun dalam suka maupun duka”
“Jong
woon, Jongwoon”
“Ne bersedia” ucap Jong woon keras karena
terlonjak dari lamunannya, digeleng-gelengkan kepalanya berusaha menghilangkan kenangan
indah-pahit-itu
Tok tok tok “Jongwoon kau sedang
apa” suara Leeteuk terdengar khawatir
“Cuma membereskan baju oemma” Jong woon melangkahkan kakinya,
diputarnya kenop pintu itu, sepasang iris caramel memandangnya dengan khawatir
“Kau tidak apa-apa kan chagi, oemma tadi dengar kau berteriak”
“Aku tidak apa-apa oemma” Jongwoon tersenyum berusaha menutupi rasa sedih yang bersarang dihatinya
“Aku tidak apa-apa oemma” Jongwoon tersenyum berusaha menutupi rasa sedih yang bersarang dihatinya
“Ya sudah kalau begitu, habis
beres-beres kamu tidur ne, kau kan
berangkat pagi” Leeteuk tersenyum menampilkan sepasang lesung pipit yang
membuatnya terlihat semakin cantik
.
Jongwoon menatap pintu jati bercat putih gading
yang berdiri kokoh di depannya. Senyum manis tercetak di bibir tipisnya saat
membayangkan reaksi orantuanya dan adiknya yang telah dia tinggalkan lumayan
lama. Tangan mungil itu terulur membuka kenop pintu.
"Appa,,,
Oemma? Jongjin?" Sapa jongwoon
begitu kakinya menyentuh lantai marmer di ruang tamu yang sederhana itu.
Tak ada sahutan. Merasa bingung dengan keadaan
yang begitu lengang dia langkahkan kakinya menuju dapur dan ruang lain yang
mungkin menjadi tempat orang tuanya sedang bersantai atau sekedar ngobrol.
"Jongwoon-hyung!" Teriakan seorang namja
yang tak lain adalah namdongsaeng
Jongwoon menggelegar di setiap inchi rumah.
Jongwoon yang kaget langsung menoleh dan menemukan Jongjin yang tengah berlari ke
arahnya dengan lengan terbuka lebar. Tubuh Jongwoon sedikit terhuyung saat
tubuh Jongjin menubruknya.
"Bogoshipo hyung~" Manja Jongjin.
"Nado, tumben kau manja." Jongwoon
terkekeh pelan sambil melepas pelukan Jongjin.
"Sungie, kau kah itu?" Suara seorang
namja paruh baya terdengar dari ruang
tengah.
Muncullah seorang sosok oema- namja paruh baya-yang masih terlihat
cantik di usianya yang menginjak kepala 4 dikeluarga itu. senyum manis menghiasi
bibir namja itu.
"Umma kangen deh,, tumben kau
pulang?" Ucap Jaejoong seraya memeluk anak sulungnya itu dengan erat.
"Apa aku tidak boleh pulang?"
Jongwoon pura-pura ngambek.
"Ani. bukan seperti... oh ya bagaimana
kabar mertuamu?" Jaejoong itu menuntun Jongwoon menuju sofa di ruang tamu.
Jongjin yang merasa diabaikan mengambil koper
Jongwoon dan menyeretnya masuk ke kamar Jongwoon yang terletak di sebelah
kamarnya sendiri.
Jaejoong terlihat bahagia saat mengobrol
dengan anak sulungnya itu. hal itu karena Jongwoon yang jarang bahkan bisa
dibilang sangat jarang pulang kerumahnya sendiri. itu dikarenakan Jongwoon
masih berharap dia bisa bertemu kembali dengan Kyuhyun. Jongwoon yang selalu
menunggu kedatangangannya walau sudah banyak orang yang mengatakan padanya
bahwa Kyuhyunnya telah mati tapi
perasaan seorang istri sangatlah sensitive, dia yakin Kyuhyun masih hidup, dia
akan kembali membawakannya sejuta cinta yang telah lama tak terluapkan karena
terpisah jarak dan waktu.
Selama
Jongwoon tinggal di rumah orang tuanya dia terlihat sering tersenyum tak
seperti saat dia dirumah mertuanya. itu bukan karena dia tidak senang di rumah
mertuanya tapi karena dia selalu teringat kyuhyun dan menjadi ingin mencarinya ke pelosok korea selatan bahkan keujung
dunia jika perlu. jongjin dan kedua orang tuanya selalu mengibur jongwoon jika
mulai terlihat sedih.
.
"Kau
masih mengharapkan Kyuhyun?" tanya yunho- appa Jongwoon -saat mereka berempat sedang makan malam.
"Ak-aku.."
jongwoon terkejut dengan pertannyaan appanya
itu.
"Aku
tak melarangmu menunggu kyuhyun tapi appa
ingin kau tidak sendiri terus, appa
ingin kau berkeluarga dan bahagia.." yunho menatap jongwoon intens.
Sedangkan
yang ditatap hanya mempu menundukan kepalanya. bingung harus mengatakan apa.
hatinya sangat ingin berteriak mengatakan bahwa dia hanya akan mencintai
kyuhyun untuk selamanya. tak akan ada sosok lain yang mampu menggantikan
kyuhyun.
"sudah
Woonie... jangan terlalu dipikirkan ucapan appamu
itu." tenang Jaejoong.
"Aku
hanya ingin dia bahagia boo,," Yunho menatap istrinya yang sedang mencoba
menenangkan Jongwoon yang mulai
terisak, terlihat dari bahunya yang bergetar.
Percakapan
makan malam itu terhenti seketika saat Jongwoon beranjak dari kursinya dan
langsung pergi meninggalkan meja makan. Yunho dan Jaejoong menatap Jong woon
prihatin sedangkan jongjin menatap hyungnya
itu kasihan.
.
Jongwoon
membereskan semua barangnya dan hendak kembali ke rumah Leeteuk walaupun Oemmanya melarangnya tapi ia tidak
sanggup bila mendengar appanya
bertanya seperti itu, melupakan Kyuhyun itu lebih sakit daripada sakitnya penantiannya
selama ini.
Ia
melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari kamar, tangan mungilnya menyeret
koper.
sesampainya
di ruang tengah ia berhenti sebentar seraya mengucapkan “Maafkan aku Appa, Oemma, aku tidak bisa memenuhi keinginan kalian, aku masih sangat
mencintai Kyuhyun” bahunya bergetar tatkala ia mengucapkan hal itu.
Yunho
dan Jaejoong hanya menatap anak sulungnya itu dengan pandangan kasihan, mereka
ingin anaknya bahagia tapi mereka juga tak bisa memaksakan kehendaknya kepada
Jong woon, hal itu malah membuat hati Jong woon bertambah sakit seperti
sekarang.
“Hyung tunggu, jangan pergi “ Jongjin
menghampiri Jong woon dan hendak meraih kopernya
“jongin!!!”
suara Yunho terdengar menggelegar “Biarkan hyungmu
pergi, biarkan dia memilih jalannya sendiri” Yunho berucap dingin membuat
Jongjin dan Jaejoong bergidik ngeri, pasalnya Yunho memang orang yang tegas,
tapi mereka belum pernah mendengar Yunho berkata sedingin itu, apalagi kepada
anak kandungnya.
“Terima
kasih Appa, aku pulang” senyum ambigu
menghiasi wajah manisnya
.
.
Seorang
namja tampan menepikan mobilnya tatkala ponselnya berdering
“Aish siapa sih yang menelpon malam-malam begini” tangannya terulur mengambil ponsel yang ia letakkan di sakunya, ia
membuang nafas tatkala melihat deretan huruf yang membentuk sebuah kata di
layar ponselnya, jari kekarnya menekan
tombol hijau.
“Kenapa
menelponku malam-malam begini Lee
Donghae”
“Hei sepupumu
ini baru pulang dari wamil tapi kau tidak menjengukku”
“aku
sibuk”
“Aish kau ini,
minggu kan kantormu libur, pergilah kerumahku, apa kau tak kangen padaku oeh”
“Siwon, siwon,
siwon jawab aku” sang pemilik nama-siwon-tak menjawab
panggilan dari line seberang karena
sekarang mata onyxnya terpaku pada seseorang yang membuatnya menjadi seorang
stalker sejak sebulan yang lalu. Namja
manis yang selalu duduk di bangku stasiun menunggu suaminya.
.
“Taksi”
Jongwoon melambaikan tangaannya melihat sebuah mobil bertuliskan taksi
diatasnya
Taksi
itu berhenti dan Jongwoon memasukinya
“Cheonan
bagian utara dekat stasiun”
“Ne”
Taksi
itu melaju membelah jalanan kota Seoul yang tidak begitu ramai mengingat jarum
jam telah menunjukkan pukul 10. Sebuah mobil Ferrari merah mengikuti dari
belakang.
.
-Cho
Family home-
"Chagy,
kenapa kau cepat sekali kembalinya? ada apa?" leeteuk memeluk Jongwoon
yang baru saja mengetuk pintu rumahnya di pagi yang masih terselimuti kabut.
Jongwoon
hanya menggeleng di pelukan Leeteuk. Leeteuk membiarkannya begitu untuk
beberapa saat sampai dia tidak lagi mendengar isakan. Leeteuk menuntun Jongwoon
ke ruang keluarga.
"Ceritalah.."
bujuk leeteuk sambil mengelus surai ebony Jongwoon.
"Ak-aku....
appa memintaku untuk mencari
pe-pengganti kyuhyun.." jongwoon menunduk dalam.
Leeteuk
yang mendengarnya hanya bisa tersenyum getir, dipeluknya tubuh kecil Jongwoon.
hatinya sangat takut jika harus kehilangan Jongwoon, dia sudah menganggapnya
sebagai anak sendiri. tapi dia tidak boleh egois, Jongwoon harus bahagia. dia
harus menemukan pengganti Kyuhyun
agar hidupnya lebih bahagia.
"Appamu benar. kau harus mencari ..
mencari pengganti Kyuhyun, oemma juga
ingin kau bahagia... " bisik Leeteuk dengan airmata yang mulai meleleh di
pipinya.
"Tidak
oemma, aku akan tetap menunggu Kyuhyun,
dia masih hidup, aku yakin dia masih hidup.." Jongwoon mendorong tubuh Leeteuk
menjauh.
"Kalian
tak mengerti... Kyuhyun itu masih hidup... dia sedang dalam perjalanan
pulang..." Jongwoon berlari keluar. meninggalkan Leeteuk yang menatapnya
sedih.
Jongwoon
berlari dan terus berlari. kakinya terus berlari dengan satu tujuan yaitu stasiun.
.
Siwon
melihat Jong woon berlari keluar rumah dengan air mata yang mengalir dari kedua
ujung matanya, ia turun dari mobil dan diam-diam mengikuti Jongwoon.
.
22mins
ago
Tempat
yang selalu dia kunjungi untuk menunggu Kyuhyun walau hingga kini Kyuhyun tak
menampakan sosoknya.
"kyuuuuuuuuuuu,,,,,,,, cepatlah pulang
tunjukan pada mereka kau masih hidup,,, bahwa kau akan datang untuk kembali bersamaku.."
teriak Jongwoon antara peron yang masih begitu sepi karena stasiun itu terletak
di tempat yang lumayan terpencil. Jongwoon jatuh terduduk, airmatanya mengalir
tak henti sedari tadi.
"Hei!
kau tak apa?" sesosok pria tegap menghampirinya dan menepuk pundak Jongwoon membuat Jongwoon mengangkat kepalanya.
Matanya
membola saat sosok itu, sosok yang berjongkok di depannya adalah sosok yang
ditunggunya. sosok yang dicintainya.
"Kyu!"
Jongwoon menubruk sosok itu hingga mereka berdua jatuh saling bertindihan
dengan Jongwoon diatas.
"Kyu?
hei bangun kau berat... aku bukan Kyu"
.
FF ini colabs sama unni Azi
.
FF ini colabs sama unni Azi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar